repost
"⛔MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL"
⚪ Muslim: "Bagaimana natalmu? "
⚫ David: "Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku??"
⚪ Muslim: "Tidak. Agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu. Tapi urusan ini, agama saya melarangnya..!!"
⚫ David: "Tapi kenapa?? Bukankah hanya sekedar kata2? Teman2 muslim-ku yg lain mengucapkannya padaku??"
⚪ Muslim: "Mungkin mereka belum mengetahuinya, David. Bisakah kau mengucapkan dua kalimat Syahadat?"
⚫ David: "Oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya... Itu akan mengganggu kepercayaan saya..!"
⚪ Muslim: "Kenapa?? Bukankah itu hanya sekadar kata2? Ayo, ucapkanlah..!!"
⚫ David: "Sekarang, saya mengerti.."
♻ Inilah yg menyebabkan Buya Hamka memilih meninggalkan jabatan dunia sebagai Ketua MUI ketika didesak pemerintah utk mengucapkan "Selamat Natal" yang meskipun anggapan HANYA BERUPA kata2 keakraban/toleransi namun disisi Allah nilainya justru menunjukkan kerendahan aqidah seorang hamba yg tdk faham / tdk mau mengerti akan konsep ilmu agama yg disisi lain faham akan ilmu2 umum yg sifatnya tiada kekal, tak berimbas akan keselamatan akhiratnya yg abadi.
in memoriam Buya Hamka.
Bila selesai membaca ini, lalu ditularkan kepada kawan yg lain, berarti kita sdh da'wah kpd bnyk orang..
Selamatkan akidah saudara kita yg lain sbgmana kita ingin diselamatkan akidah kita jika ada yg salah. Silakan disebarkan...
Allah SWT Berfirman :
لكم دينكم ولي دين.
"Bagimu Agama-mu, dan bagiku Agama-ku".
[Qs. Al-kafirun : 6].
Inilah toleransi dlm beragama yang diajarkan Islam. Bukan sinkritisme (mencampur adukkan agama) seperti yang diajarkan oleh pluralisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar