APPLE DAN SAMSUNG, KISAH CINTA DAN RIVALITAS PALING RUMIT DI DUNIA
Terjemah Bebas Definisi "Fokus Di Satu Bisnis"
Entahlah.. analogi kisah cinta macama apa yang pas untuk menggambarkan kisah romantika percintaan antara dua brand yang sedang menabuh genderang perang. Dibilang rival, iya.. memang kedua brand ini adalah seteru abadi di medan pertempuran smartphone premium.
Samsung sudah lebih dulu berangkat dipimpin panglimanya Si Galaxy Note 8. Si Apple siap menyambut tantangan perang untuk memenangkan hati pasar dengan iPhone X nya.
Dari kacamata awam, jelas keduanya adalah seteru yang saling beradu untuk menjadi nomer satu. Namun dalam kacamata romansa drama percintaan yang tidak banyak di expose ke publik dan lolos dari pengamatan Lambe Turah, keduanya ternyata memiliki ikatan batin yang sangat kuat dan mendalam namun sangat susah untuk dijabarkan. Bagaimana tidak, mereka yang tampak sebagai seteru di permukaan, ternyata masing-masing memendam hati dan harapan yang indah untuk saling membahagiakan satu sama lain.
Samsung selalu berharap Si Apple akan meraih sukses dengan iPhone X nya. Karena jika benar Apple akan meraih penjualan 130 juta iPhone X ke seluruh dunia. Samsung akan menerima $110 dari setiap keping iPhone X yang terjual. Ditambahkan dengan target penjualan 50 juta Note 8 dalam 20 bulan, maka Samsung akan menerima tambahan pundi-pundi $220 dari setiap keping Note 8 yang terjual.
Secara total Samsung akan menerima $14.3 milyar (193 trilyun) dari penjualan iPhone X dan tambahan $10.1 milyar (Rp 136.5 trilyun) dari penjualan Note 8 sendiri.
Artinya Iphone X sebenarnya memberikan 56.5 trilyun lebih tinggi dari Note 8 itu sendiri. Ingat Samsung adalah supplier component Apple untuk layar (AMOLED display) dan chips nya.
Jadi ketika iPhoneX laku keras, maka seluruh karyawan Samsung yang jingkrak-jingkrak kegirangan. Itulah mengapa karyawan selalu menyebut Apple dengan inisial 'LO' atau 'Lovely Opponent', karena selain sebagai rival, Apple juga ternyata kekasih gelap pabrikan asal Korea Selatan itu. benar-benar kisah cinta yang teramat sangat rumit untuk dijabarkan. Saya yakin pujangga sekelas Shakespeare pun akan geleng-geleng melihat percintaan bola ruwet seperti ini.
Samsung yang bermain dibanyak kaki dengan menjadi sang oportunis ternyata memberikan inspirasi sebuah model bisnis paling unik dan rumit namun terbukti sangat kokoh. Bagaimana ia bisa tetap senang ketika Brand nya memenangi pasar, dan makin bahagia ketika akhirnya Sang Rival yang memenangkan pasar. Bahkan ketika Galaxy Note 7 gagal total tahun kemarin pun tak juga membuat gundah ini Brand.
Jika sebuah business wisdom mengajarkan janganlah meletakkan semua telurmu dalam satu keranjang, Samsung ternyata 2-3 langkah lebih maju. Bukan hanya meletakkan telur-telur mereka di keranjang yang berbeda, namun mereka juga meletakkan banyak keranjang yang ikut diisi oleh indukan ayam yang lain. Yahh pintar sekaligus kurang ajar yah . he he..
Dan ternyata model bisnis seperti ini sudah banyak kita temui di lapangan.
Misal Anda punya sebuah Brand Hijab premium, di satu sisi Anda juga supplier bahan untuk hijab Brand pesaing Anda. Plus aksesorisnya. Jadi Anda juga tak terlalu ambil pusing jika Brand saingan Anda juga laku keras.
Anda membangun Brand perumahan Anda sendiri, namun disatu sisi Anda juga ikut aktif menjadi supplier material dan juga pemborong di perumahan yang dikembangkan kompetitor.
Dan masih banyak juga aplikasi lainnya.
Intinya jangan pernah membenci kompetitor Anda dengan sepenuh hati. Karena bisa jadi dari merekalah pundi-pundi Anda juga mengalir deras. Bersinergilah, berkolaborasilah.. selama keduanya saling bertumbuh ini akan menjadi cerita yang indah buat keduanya.
Jadi silahkan pikirkan, kemana bisnis Anda akan menjulurkan kaki-kakinya, dimana ketika kompetitor bahagiapun Anda juga tetap bahagia. Samsung paham benar kata-kata "Berbahagialah ketika melihat tetangga bahagia"
Semoga bermanfaat dan menginspirasi bisnis Anda.
#copas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar